Hari ini,
10 November 2009, merupakan
Hari Pahlawan yang diperingati bagi seluruh rakyat Indonesia. Peristiwa ini bermula dari
Pertempuran Patriotik Arek-Arek Surabaya melawan
Tentara Inggris yang berusaha menjajah dan menduduki Surabaya pada tanggal
10 November 1945. Tentara Inggris memberikan
Ultimatum kepada masyarakat Surabaya untuk segera menyerah dengan membawa bendera putih dan menyerahkan semua senjata yang dimiliki. Akan tetapi Pemuda Surabaya tidak lantas begitu saja menuruti komando kolonialisme tersebut.
Adalah seorang
Pahlawan pejuang
Kemerdekaan,
Bung Tomo, yang mengobarkan semangat dan membangkitkan cita perjuangan akan Kemerdekaan yang kemudian berhasil membakar jiwa-jiwa
Merdeka dan semangat
Juang Arek Surabaya. Dengan orasinya, beliau mampu menghilangkan rasa takut dan kecil hati masyarakat Surabaya menjadi Pemuda dengan rasa
Cinta Tanah Air yang tidak mau negerinya dijajah oleh Orang Asing.
Dalam rangka mengenang dan memperingati Hari Pahlawan tanggal
10 November ini, Embun akan menuliskan Pidato
Soetomo (Sutomo) alias Bung Tomo di Posting ini. Selain itu, Embun juga menyediakan Link untuk Download
Suara Asli Bung Tomo dalam Menyampaikan Orasi dan Pidatonya yang merupakan Pidato yang benar-benar mampu menggugah semangat teman-teman semuanya yang mendengarkannya.
Berikut ini
Naskah Pidato Bung Tomo :
Bismillahirrahmanirrahim…
Merdeka!!!
Saoedara-saoedara ra’jat djelata di seloeroeh Indonesia,
teroetama, saoedara-saoedara pendoedoek kota Soerabaja
Kita semoeanja telah mengetahoei bahwa hari ini tentara Inggris telah menjebarkan pamflet-pamflet jang memberikan soeatoe antjaman kepada kita semoea.
Kita diwadjibkan oentoek dalam waktoe jang mereka tentoekan, menjerahkan sendjata-sendjata jang kita reboet dari tentara djepang.
Mereka telah minta supaja kita datang pada mereka itoe dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaja kita semoea datang kepada mereka itoe dengan membawa bendera poetih tanda menjerah kepada mereka.
Saoedara-saoedara,
didalam pertempoeran-pertempoeran jang lampaoe, kita sekalian telah menundjukkan bahwa
ra’jat Indonesia di Soerabaja
pemoeda-pemoeda jang berasal dari Maloekoe,
pemoeda-pemoeda jang berasal dari Soelawesi,
pemoeda-pemoeda jang berasal dari Poelaoe Bali,
pemoeda-pemoeda jang berasal dari Kalimantan,
pemoeda-pemoeda dari seloeroeh Soematera,
pemoeda Atjeh, pemoeda Tapanoeli & seloeroeh pemoeda Indonesia jang ada di Soerabaja ini,
didalam pasoekan-pasoekan mereka masing-masing dengan pasoekan-pasoekan ra’jat jang dibentuk di kampoeng-kampoeng,
telah menoenjoekkan satoe pertahanan jang tidak bisa didjebol,
telah menoenjoekkan satoe kekoeatan sehingga mereka itoe terdjepit di mana-mana
Hanja karena taktik jang litjik daripada mereka itoe, saoedara-saoedara
Dengan mendatangkan presiden & pemimpin-pemimpin lainnja ke Soerabaja ini, maka kita toendoek oentoek menghentikan pertempoeran.
Tetapi pada masa itoe mereka telah memperkoeat diri, dan setelah koeat sekarang inilah keadaannja.
Saoedara-saoedara, kita semuanja, kita bangsa Indonesia jang ada di Soerabaja ini akan menerima tantangan tentara Inggris ini.
Dan kalaoe pimpinan tentara Inggris jang ada di Soerabaja ingin mendengarkan djawaban ra’jat Indonesia,
ingin mendengarkan djawaban seloeroeh pemoeda Indonesia jang ada di Soerabaja ini
Dengarkanlah ini hai tentara Inggris,
ini djawaban ra’jat Soerabaja
ini djawaban pemoeda Indonesia kepada kaoe sekalian
Hai tentara Inggris!,
kaoe menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera poetih takloek kepadamoe,
menjuruh kita mengangkat tangan datang kepadamoe,
kaoe menjoeroeh kita membawa sendjata-sendjata jang kita rampas dari djepang oentoek diserahkan kepadamoe
Toentoetan itoe walaoepoen kita tahoe bahwa kaoe sekalian akan mengantjam kita oentoek menggempoer kita dengan seloeroeh kekoeatan jang ada,
Tetapi inilah djawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempoenjai darah merah jang dapat membikin setjarik kain poetih mendjadi merah & putih,
maka selama itoe tidak akan kita maoe menjerah kepada siapapoen djuga!
Saoedara-saoedara ra’jat Soerabaja,
siaplah keadaan genting
tetapi saja peringatkan sekali lagi, djangan moelai menembak,
baroe kalaoe kita ditembak, maka kita akan ganti menjerang mereka itu.
Kita toendjoekkan bahwa kita adalah benar-benar orang jang ingin merdeka.
Dan oentoek kita, saoedara-saoedara, lebih baik kita hantjur leboer daripada tidak merdeka.
Sembojan kita tetap: MERDEKA atau MATI.
Dan kita jakin, saoedara-saoedara,
pada akhirnja pastilah kemenangan akan djatuh ke tangan kita
sebab Allah selaloe berada di pihak jang benar
pertjajalah saoedara-saoedara,
Toehan akan melindungi kita sekalian
Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar…!
MERDEKA!!!
Sesuai janji saya, bagi teman-teman yang ingin mendownload Naskah Pidato Bung Tomo dalam bentuk PDF, silakan klik pada link berikut :
Dan bagi yang ingin mendengarkan secara langsung Suara Bung Tomo yang menggebu-gebu dalam menyampaikan pidatonya, silakan Download File Audio orasinya pada link berikut :
Sungguh pidato di atas benar-benar Pidato yang membuat kita merinding dan tergugah untuk meneruskan Perjuangan para pendahulu kita. Namun, pertanyaan besar yang harus kita jawab adalah, Masihkah semangat itu kini masih ada pada diri kita dan para pemimpin negara kita? Jawabannya terletak pada jiwa masing-masing rakyat Indonesia. Dan ini adalah kewajiban kita sebagai Para Pemuda Generasi Penerus Bangsa ini untuk mewujudkannya.
Selengkapnya...