Rabu, 31 Desember 2008

Setetes EmbunRenungan Akhir Tahun

Inilah Kenyataan dari belahan nusantara…
Cerita duka dari negeri Karta Raharja.
Di mana kami sebagai sebagai pranata tak kuasa berbicara.
Di mana setiap pancawarsa kami hanya memilih wakil-wakil yang tuli, bisu, dan buta.
Mereka yang mengaku sebagai telinga, mulut, dan mata.
Mereka yang tiada henti-hentinya mengucapkan ikrar maya.
Mereka yang terus-menerus menjanjikan perubahan kasat mata.
Sedangkan perubahan apakah yang bisa kami harapkan selain suara dengkur semata?
Namun itulah fatamorgana.
Sementara kami berteriak untuk menuntut hak kami,
Mereka hanya diam dan mencibir kami sebagai seekor hamba tanpa daya.

Kami hanyalah Kaum Sudra yang menjerit, meringkih, dan menahan tetes demi tetes air mata…
Kamilah kaum kelas bawah yang menyimpan sejuta Tanya tanpa jawab.
Di manakah bumi subur kami yang mulya?
Ke manakah laut kami yang membentang kaya?
Dan dari manakah hilangnya hutan kami, Zamrud Khatulistiwa?
Fauna kami yang beragam…
Flora kami yang bermacam…
Mengapa kami harus sengsara dalam alam yang berlimpah ruah?
Tak adakah hidangan yang layak kami santap selain makanan rasa mayat, selain pakan hewan ternak?
Mengapa kami harus rela tanah kami dijarah oleh maling berdasi yang sembunyi dalam topeng hina atas nama kami?
Sedangkan kami hidup dalam status budak, dan mereka diakui sebagai kaum yang terhormat…

Inilah kisah negeri 1001 cobaan…
Negeri makmur yang harus menanggung dosa para pemimpinnya.
Negeri kaya di mana rakyatnya menyandang gelar jelata.
Di mana petaka, marabahaya, musibah, dan terpaan badai bencana seolah sudah biasa…
Di mana harga yang terus mengangkasa tidak turun semili pun meski dengan beban jutaan jiwa…
Ke mana lagi kami harus mengadu di negeri ini?
Sementara keadilan pun hanya impian bagi kami…
Penegak hukum pun bukan jawaban buat kami.

Kami hanyalah Kaum Sudra yang menjerit, meringkih, dan menahan tetes demi tetes air mata…
Kamilah kaum terjajah yang memiliki sejuta harap tanpa nyata.
Khayalkah bila kami ingin hidup aman di negeri leluhur kami?
Anehkah jika kami berharap hidup sentausa di atas peninggalan nenek moyang kami?
Mustahilkah kami sehat di bawah naungan tanah air kami, dalam dekapan ibu pertiwi?
Tak bisakah kami merdeka dari perbudakan saudara kami sendiri?
Tak mungkinkah kami setara dengan tetangga kami yang sejahtera?
Yang tidak hidup di atas tanah yang kaya?

Kami hanyalah Kaum Sudra yang menjerit, meringkih, dan menahan tetes demi tetes air mata…
Kamilah bangsa yang kehilangan harta masa demi masa.
Kamilah manusia dalam kasta prasejahtera.
Kamilah kaum pesakitan yang punya sejuta angan tanpa wujud…
Yang terus-menerus mananti penuh asa…
Siapa tahu perubahan akan datang…
Siapa tahu Dia Yang Maha Perkasa memercikkan mukjizatNya…
Siapa tahu beruntung untuk bisa bermimpi hidup tenteram di rumah sendiri…
Hal yang bahkan tidak terlintas dalam pikiran normal kami…
Terkejab dalam akal sehat kami…
Mungkin inilah nasib kami untuk sengsara di tanah yang kaya…
Sudah jadi takdir kami untuk menjadi anak cucu yang tak mampu mempertahankan warisan pendahulunya…
Telah lengkap kodrat kami untuk menyaksikan kejayaan kerajaannya runtuh oleh tindakan kaum non-Nasionalis…

Kami hanya mampu menunduk sambil menanti seorang Gajah Mada terlahir kembali…
Untuk mengubah jalan hidup kami…
Untuk merubah nasib bangsa ini…
Untuk merombak takdir negeri ini…
Untuk merebut tahta nusantara ini…
Untuk meretas asa baru kembali bersemi…

Karena kami hanyalah Kaum Sudra yang menjerit, meringkih, dan menahan tetes demi tetes air mata…
Yang hanya bisa diam meratapi kodratnya…

Rintihan Kaum Sudra
Karya : Radhitya Wawan Yunarko
Selengkapnya...

Minggu, 28 Desember 2008

Setetes EmbunPertanyaan Bijak [REVEALED]

Wew...akhirnya 1 minggu sudah berlalu sejak posting analisis Anggara di terbitkan. Posting yang membahas posting sebelumnya itu merupakan analisis keseluruhan dan petunjuk-petunjuk yang ada pada posting Anggara pertama. Untuk mengetahui posting Anggara, dapat dilihat di sini. Dan untuk posting analisisnya dapat dibaca di sini.

Seperti dalam posting yang lalu, posting kali ini akan membahas jawaban dari pertanyaan Anggara yang misterius dan rumit untuk dipecahkan(Hahaha...Iy ga sih!??).
Pertanyaan Anggara terlontar ketika dia melihat seseorang keluar dari salah satu jalan di suatu persimpangan. Dengan hanya bertanya 1 kali, orang tersebut mau memberitahu Anggara jalan yang benar menuju desa Pitana. Padahal, belum diketahui apakah orang itu berasal dari desa Pitana atau dari Perkampungan Dora kan...

Nah, Pertanyaan bijak Anggara itu adalah...teng...teng...teng...

"Manakah jalan yang menuju arah anda tadi berasal?"

Hmmm,,bingung kan???ato mencoba menyanggah dan membantah???wah..wah kok jadi ajang debat gini...Oke2x..gini penjelasannya :

Di awal posting mengenai cerita ini, dijelaskanlah bahwa Anggara bertanya, dan seketika itu orang tersebut menjawab seraya MENUNJUK ke arah salah satu jalan di persimpangan itu kan..? Jadi entah orang itu dari desa Pitana yang selalu jujur, atau dari perkampungan Dora yang selalu berbohong kapan saja,,Orang itu pasti akan menunjuk ke arah Desa Pitana...Coba renungkan (hmm, kaya pertapa ya...:-D) :

  • Jika orang tersebut berasal dari desa Pitana :

  • Maka orang tersebut akan menjawab dengan jujur dan menunjukkan jalan darimana dia berasal tadinya, yaitu jalan ke desanya (Pitana)...

  • Jika orang tersebut berasal dari Kampung Dora :

  • Maka orang tersebut pasti akan berbohong dan tetap akan menunjuk ke arah desa Pitana(dengan menunjuk arah jalan yang bukan darimana dia berasal)...


Jadi apapun kondisinya, dan darimanapun asal orang tersebut, pertanyaan Anggara tetap akan menghasilkan sebuah jawaban yang 100% benar...Iya kan...:-)

Sebenarnya dengan bertanya pertanyaan konyol seperti "berapa 1+1?" kita akan mengetahui darimana asal orang tersebut, namun pertanyaan itu bukanlah sebuah pertanyaan yang bijak...Selain itu, kita akan bertanya lebih dari satu kali untuk mengetahui jalan yang benar kepadanya, Ditambah lagi, orang tersebut belum tentu akan MENUNJUK arah Desa Pitana, padahal ketentuannya, Anggara hanya bertanya 1 kali dan orang tersebut menunjuk ke arah Desa Pitana...So, that's it...Pertanyaan Bijak di Persimpangan Jalan is now Revealed....

Thanks buat temen-temen yang telah memberikan komentar mengenai posting ini, dan apresiasi setinggi-tingginya(wah,,setinggi apa yaw...)bagi yang telah berkontribusi pada sesi cerita ini...

Finally...Tunggu Posting dari Setetes Embun Berikutnya yaw...:-)
Selengkapnya...

Kamis, 25 Desember 2008

Setetes EmbunVote Indonesia for The New 7 Wonders of Nature


Wahai semua kawan-kawan sebangsa dan setanah air.....Perhelatan penentuan 7 keajaiban dunia (7 Wonders) yang baru kembali digelar...Namun kali ini kategory kembali lebih spesifik, yakni semua Tempat di dunia yang bukan buatan manusia...Jadi kali ini kita memilih untuk tempat - tempat mengagumkan di seluruh penjuru dunia yang merupakan buatan (keajaiban) alam...

Mari kita dukung tempat - tempat eksotik di negeri kita tercinta ini dengan mengunjungi situs di bawah ini :

NEW 7 WONDERS

Ayo semangat dan dukung negara kita dan jangan sampai kalah dengan negara-negara lain...
Adalah suatu ironi jika tempat - tempat wisata negeri ini yang indah tidak masuk dalam 7 keajaiban dunia bukan karena kalah menawan, melainkan karena masyarakat di negeri ini kurang peduli terhadap Wisata dan kebanggaan negerinya...
So, ayo kawan...turut sebarkan berita ini dan jadikan Indonesia kembali nerjaya dan dikenal dunia dengan kekayaan alamnya yang indah nan memesona...

Voting ini berakhir hingga akhir tahun 2008, jadi kurang 6 hari sejak posting ini diterbitkan...Sebagai informasi, kita hanya diperkenankan 1 kali vote untuk setiap pendaftar...Dan berikut tempat wisata Indonesia yang masuk dalam nominasi 7 keajaiban dunia :


  1. Komodo National Park

  2. Krakatau Natonal Park

  3. Lake Toba

  4. Lake Sentani

  5. Mount Bromo


Cepetan bro vote for our country...
Jangan sampai terlambat memilih dan menyesal di kemudian hari...

Merdeka Indonesia Raya !!!!!
Selengkapnya...

Selasa, 23 Desember 2008

Setetes EmbunDownload PCMAV 1.91 + Update Build 1

PCMAV 1.91
Finally, setelah menunggu lebih fari 1 bulan, PCMAV terbaru "lahir" bersamaan dengan terbitnya Majalah PC Media edisi januari 2009. Namun bukan PCMAV 2.0 yang hadir menggantikan PCMAV sebelumnya (PCMAV 1.9) melainkan PCMAV versi 1.91. Pada rilis kali ini, PCMAV 1.91 mampu mengenali dan mengatasi 2.445 virus beserta variannya yang banyak dilaporkan menyebar luas di Indonesia.

Meskipun masih berlabelkan versi 1.9, namun tentu saja terdapat pembaharuan pada edisi kali ini. Diantara perunahan-perubahan yang dilakukan adalah perbaikan bug floating-point yang cukup mengganggu, yang pada beberapa kondisi menyebabkan PCMAV tidak dapat mendeteksi adanya update. Selain itu, ditambahkan pula engine cleaner khusus yang dapat membasmi secara sempurna virus Hatred.

Yang Baru di Edisi Kali Ini

  1. Ditambahkan, database pengenal dan pembersih 96 virus
    lokal/asing/varian baru yang dilaporkan menyebar di Indonesia.
    Total 2445 virus beserta variannya yang banyak beredar di
    Indonesia telah dikenal di versi 1.91 ini oleh engine internal PCMAV.

  2. Ditambahkan, cleaner khusus untuk virus Hatred.

  3. Diperbaiki, bug floating-point pada rutin AutoUpdate yang pada beberapa
    kondisi menyebabkan PCMAV tidak mendeteksi adanya update.

  4. Diperbaiki, kesalahan deteksi (false alarm) heuristik pada beberapa
    program dan script.

  5. Diperbarui, perubahan beberapa nama virus mengikuti varian baru yang
    ditemukan.

  6. Perbaikan beberapa minor bug dan improvisasi kode internal untuk
    memastikan bahwa PCMAV Cleaner & PCMAV RealTime Protector lebih
    dari sekadar antivirus biasa.


Bagi kawan-kawan pengunjung ataupun blogwalker Setetes Embun yang berminat dan ingin mencoba menggunakan PCMAV versi kali ini, silakan download pada link yang tersedia di bawah ini :

  1. Download PCMAV1.91

  2. PCMAV1.91 UpdateBuild1


referensi :

1. Majalah PC Media
2. virusindonesia

Selamat Mencoba....^_^
Selengkapnya...

Minggu, 21 Desember 2008

Setetes EmbunAnalisis Cerita Sebuah Pertanyaan Bijak di Persimpangan Jalan

Pada beberapa waktu yang lalu, “Setetes Embun” menulis mengenai kisah seorang laki-laki yang berkelana mencari kebenaran hakiki menuju suatu desa penuh kejujuran bernama desa Pitana. Untuk melihat postingan yang dimaksud, bisa di klik di “Sebuah Pertanyaan Bijak di Persimpangan Jalan” ini.

Ringkas cerita, Setelah Anggara sampai di persimpangan jalan antara desa Pitana dan Perkampungan Dora, dia kemudian bertanya kepada seseorang. Berdasarkan jawaban orang tersebut yang menunjuk salah satu dari kedua jalan itu, Anggara kemudian mengikutinya dan sampailah dia ke desa Pitana yang tanpa dusta. Kita semua tahu bahwa Anggara belum mengetahui apakah orang tersebut dari Dora atau Pitana, maka sebuah pertanyaan Anggara itu pastilah pertanyaan berbobot yang tidak asal ucap semata. Pertanyaan yang menghasilkan jawaban yang pasti benar akan keberadaan desa Pitana. Lantas, apakah yang menjadi pertanyaan Anggara sehingga orang tersebut mau menjawab dengan benar ke mana arah desa Pitana yang sesungguhnya???

Analisis dari cerita di atas :

  1. Anggara berada di suatu persimpangan jalan yang bercabang menuju 2 tujuan berbeda

  2. Seseorang muncul dari salah satu cabang jalan di persimpangan itu

  3. Belum diketahui apakah orang itu berasal dari Dora atau Pitana

  4. Anggara menanyakan sebuah pertanyaan kepada orang itu

  5. Jika berasal dari Dora, jawabannya adalah dusta, dan jika dari Pitana, kebenaranlah jawabannya

  6. Orang itu menjawab pertanyaan Anggara sambil menunjuk salah satu jalan di persimpangan itu

  7. Anggara mengikuti arah yang ditunjuk orang itu dan sampailah dia di desa Pitana


Setelah mengetahui poin-poin yang dikemukakan atas, mungkin ada dari kawan-kawan yang telah mengetahui apakah sebenarnya pertanyaan bijak Anggara itu. Jadi, Setetes Embun masih mempersilakan para sobat yang berkenan sharing jawaban mengenai pertanyaan itu dengan mengisi kotak komentar pada postingan ini. Untuk sobat rama,bani biasa,ecko yang telah memberikan komentar pada posting Anggara yang sebelumnya, disampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya telah ikut berperan serta. Pertanyaan dari Anggara ini akan kita singkap bersamaan dengan analisis semua kemungkinan jawaban dari komentar-komentar yang disampaikan para sobat semua di postingan ini dan postingan sebelumnya. Nantikan postingan tersebut 1 minggu lagi dimulai dari tanggal posting artikel ini.

Next…
Selengkapnya...

Sabtu, 20 Desember 2008

Setetes EmbunTerms Of Service

This information on this page is provided as the Current and Potential End-User (The Client)'s Terms Of Services. These Terms are defined by ilalangpagi.blogspot.com Network Services and dictact the methods by which ilalangpagi.blogspot.com Network Services and The Client interact. The terms and conditions set forth herein constitute a full and complete agreement between The Client and ilalangpagi.blogspot.com Network Services. By using the ilalangpagi.blogspot.com Network Services website, servers, and/or services, The Client agrees to and are bound by the Terms of this Agreement. The terms contained herein supersede and replace any other agreement or negotiation between The Client and ilalangpagi.blogspot.com Network Services, whether oral, written, or otherwise, including any statements made to The Client by any representative of ilalangpagi.blogspot.com Network Services at any time. Any amendments, changes, additions, deletions, or other modifications of this agreement are void unless express in writing and agreed to by ilalangpagi.blogspot.com Network Services. Upon such amendments, changes, additions, deletions, or modifications of this agreement, The Client will be notified by ilalangpagi.blogspot.com Network Services and the new Terms Of Services deemed effective.

Payment Of Fees and Refunds

  1. Payment Of Fees
    1. Payment of fees can be made in bank transfer or Online Payment Account. Payments utilizing such services are subject to additional processing fees (administration fee, transfer fee, etc).

      Payments made through Bank Transfer and Online Payment Account should be made out and transferred to the following account. Please confirm your payment with SMS to +6285645784800 or email to radh_waw@yahoo.com so that ilalangpagi.blogspot.com Network Services may properly validate your existence.

      Acc. Holder: Radhitya Wawan Yunarko
      Bank Name: Bank BNI KC ITS, Surabaya
      Acc No.: 0154746600

      Acc. Holder: Radhitya Wawan Yunarko
      PayPal ID: radh_waw@yahoo.com

      Acc. Holder: Radhitya Wawan Yunarko
      AlertPay ID: radh_waw@yahoo.com (still in process)

    2. Payment for all products and services are due in advance, unless specifically stated otherwise in the offer or promotion pursuant to which The Client ordered or is ordering.

  2. Refunds of service fees will be made only for pre-payment sales of service beyond the renewal date following the effective notice and termination of this agreement. All refunds shall be prorate based on the number of days which services remains unused as of the renewal date. ilalangpagi.blogspot.com Network Services may grant refunds under other circumstances as it deems appropriate without waiving any other rights hereunder.


Sincerely,

Radhitya Wawan Yunarko
Selengkapnya...

Kamis, 18 Desember 2008

Setetes EmbunLatihan UAS Kalkulus I

Ditujukan pada temen-temen yang berminat untuk copy soal-soal UAS Kalkulus buat persiapan menghadapi UAS yang semakin dekat, Ni ada soal-soal buat latihan.
Mohon maaf tidak dapat di ketik di postingan ini, soalnya kalau diketik Equationnya (persamaan Integral, Sigma, dll.) gak bisa terbaca...
Untuk melihat soal dengan jelas, klik pada gambar soal di bawah ini, maka nanti akan keluar window baru yang menampilkan soal dengan tampilan yang lebih besar dan jelas...
Atau kalau mau download soal, silakan download dalam pilihan PDF, DOC, ataupun JPG pada link yang tersedia pada bagian bawah postingan ini....
Latihan Kalkulus (1)

Latihan Kalkulus (2)

  1. Soal Kalkulus I (PDF)

  2. Soal Kalkulus I (DOC)

  3. Soal Kalkulus I (JPG)

Selengkapnya...

Rabu, 03 Desember 2008

Setetes EmbunSebuah Pertanyaan Bijak di Persimpangan Jalan

Seorang laki-laki sedang berjalan menyusuri gurun pasir di suatu daerah di kala terik matahari menyengat urat. Dialah Anggara. Dia berkelana untuk menuju ke sebuah desa bernama Desa Pitana, di mana semua penduduknya selalu mengatakan kebenaran dan berbicara jujur. Di dekat Pitana, terdapat sebuah perkampungan di mana semua orang di sana selalu berdusta dan tiada henti berkata bohong. Perkampungan ini bernama Kampung Dora.

Setelah berjalan sekian lama dalam beberapa waktu, sampailah Anggara di suatu persimpangan jalan. Jalan yang satu menuju ke arah Pitana, dan jalan yang lain mengarah ke perkampungan Dora. Akan tetapi naas, Anggara tidak tahu mana jalan yang menuju ke Pitana, dan mana jalan yang mengarah ke perkampungan Dora. Dia berdiri sambil terdiam beberapa saat dengan mengernyitkan kening dan memegang dagunya. Dia berpikir, menganalisa, dan mengingat-ingat manakah jalan yang harus ditempuh untuk menuju ke Desa Pitana. Anggara terlihat bimbang untuk memilih jalan yang mana. Jika dia salah menempuh jalan, dia akan mengarah ke Perkampungan Dora, dan ketika dia sampai sana, dia akan mendapat masalah yang sulit, karena semua penduduk di sana tidak pernah berkata jujur. Anggara tetap terdiam dan berharap suatu bantuan datang untuk menunjukkan jalan yang benar menuju Desa Pitana.

Tak beberapa lama, datanglah seorang perempuan dari salah satu jalan di persimpangan itu memecah kebimbangan Anggara. Anggara hendak bertanya kepada perempuan itu, manakah jalan yang menuju ke Desa Pitana. Namun, Anggara sesaat berpikir, apa yang akan ia tanyakan kepada perempuan itu, karena ia tidak tahu apakah perempuan itu berasal dari Desa Pitana atau Perkampungan Dora. Jika perempuan itu berasal dari Pitana, pasti dia akan menjawab dengan jujur, tetapi jika ia berasal dari Dora, pasti dia akan mengatakan kebohongan. Dalam hal ini tentu saja Anggara juga tidak bisa menanyakan dari manakah perempuan itu, karena bisa saja dia berbohong dalam menjawabnya.

Anggara kembali mengernyitkan dagu, dan tidak berapa lama, dihampirinya perempuan itu. Anggara menyapa dan dengan tersenyum ia menanyakan sebuah pertanyaan bijak kepadanya. Perempuan tadi menjawab pertanyaan Anggara sambil menunjuk ke salah satu jalan pada persimpangan itu. Dari jawaban perempuan itu, Anggara lalu beranjak dan menuju ke arah jalan yang ditunjuk oleh perempuan tadi, dan tidak beberapa lama, sampailah dia di Desa Pitana. Lantas, apakah pertanyaan yang sebenarnya ditanyakan oleh Anggara kepada perempuan itu sehingga Anggara dengan pasti mengetahui arah mana jalan yang menuju ke Desa Pitana?

  • Bagi para pembaca yang telah mengetahui pertanyaan Anggara dan ingin mencoba untuk mengetahui apakah jawaban anda benar atau tidak, silakan tuliskan pertanyaan Anggara di atas menurut anda dan ketikkan pada kolom komentar pada artikel ini.

Selengkapnya...
 
back to top